Rabu, 11 November 2009

Advantage of First Mover

Banyak orang yang mengerjakan sesuatu karena ikut-ikutan. Termasuk dalam mencari beasiswa. Biasanya orang akan gelisah mencari informasi beasiswa ke sana ke mari setelah sadar di unit kerjanya hanya dia yang belum bergelar S2 luar negeri.

Ada satu istilah dalam dunia marketing yang dikenal dengan advantage of first mover. Yaitu keuntungan yang dinikmati bagi produk atau orang-orang yang bergerak lebih awal dibanding pesaingnya. Ingat, beasiswa adalah persaingan. Jadi prinsip ini juga berlaku dalam dunia beasiswa.

Bagaimana sikap first mover? Orang-orang yang memiliki sikap first mover cenderung senang mempelopori atau menggagas hal baru, baik yang baru bagi dirinya, orang lain atau bagi lingkungannya. Para pemburu beasiswa yang seperti ini akan terus mencari informasi, mengunjungi seminar, workshop atau mengikuti kursus yang relevan. Baginya memperoleh beasiswa adalah target utama, bukan sekedar hasil sampingan.

Apa keuntungan bagi mereka para first mover? Untuk beberapa hal para first mover biasanya mempunyai keuntungan dari pada mereka yang hanya mengekor. Misalnya, pada saat belum banyak orang yang berminat melanjutkan kuliah dengan beasiswa, maka mencari ijin untuk kuliah di luar negeri akan menjadi lebih mudah. Sekarang pada saat para staf ramai-ramai mencari beasiswa, ijin untuk sekolah di luar negeri mungkin menjadi lebih sulit. Hal ini wajar saja, karena tidak mungkin kantor ditinggalkan oleh orang-orang yang berpotensi pada saat yang bersamaan.

Keuntungan lain misalnya masalah kompetisi. Saya punya pengalaman ada seleksi untuk beasiswa short course bahasa Inggris di Singapore. Gelombang pertama hanya satu orang saja yang mendaftar. Rekan-rekan lain, termasuk saya, enggan mendaftar dengan alasan persiapan yang kurang, atau pekerjaan yang mendesak, atau alasan lainnya. Pada saat itu yang bersangkutan langsung lulus. Pendaftaran gelombang kedua peminatnya lebih banyak karena sudah melihat benefit dari first mover. Tetapi, persaingan menjadi lebih berat karena hanya satu orang saja yang akan lulus.

Adakalanya para first mover dianggap orang nekad. Mereka melakukan hal-hal yang menurut orang lain belum siap. Apakah demikian? Ada dua hal kemungkinan penjelasan untuk itu:

1. Bisa jadi orang menganggapnya belum siap, padahal sebenarnya ia sudah berlatih, mencari informasi, mengikuti workshop, seminar dan hal lainnya yang membuat dia siap. Dia selalu mempersiapkan diri dengan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan apa saja yang menjadi persyaratan beasiswa. Sehingga pada saat adanya peluang, dengan cepat para first mover menangkapnya. Sekali lagi, “Chance only favors the prepared mind”.

2. Kesiapan itu bersifat relatif. Banyak orang enggan mencari beasiswa saat ini karena merasa persiapannya belum cukup. Orang tersebut takut gagal karena belum cukupnya persiapan.

Selain alasan persiapan, banyak orang enggan memburu beasiswa karena menurut mereka waktunya belum tepat. Bisa jadi karena tuntutan pekerjaan, keluarga, atau hal lain.

Untuk poin ke-2, komentar saya adalah: “tidak akan pernah ada waktu yang tepat”. Setiap kita menunggu waktu yang tepat maka setiap itu pula kita kehilangan waktu yang tepat. Waktu yang tepat hanya ada ketika kita mengatur diri kita, mengatur pekerjaan dan kewajiban kita, melengkapi diri kita dengan keterampilan yang dibutuhkan. Saat hal itu sudah kita penuhi, maka setiap waktu kita adalah waktu yang tepat.

Kembali kepada menjadi first mover. Tetapkan dalam hati, “Saya harus menjadi first mover. Saya tidak akan menunggu waktu yang tepat, karena saat ini adalah waktu yang tepat untuk saya mencari beasiswa. Setiap kesempatan saya datang pada waktu yang tepat, karena saya sudah mempersiapkannya setiap saat.”

Ditulis oleh Tedy J. Sitepu


Sumber :
http://www.feedblitz.com/f/?previewfeed=389613
media2bfree.blogspot.com

0 komentar: