Minggu, 22 November 2009

Kembalikan "Buaya" dan "Cicak" ke "Habitatnya"



Perseteruan antara kepolisian dengan komisi pemberantasan korupsi atau dikenal dengan Buaya vs Cicak sudah banyak menyedot energi dan perhatian semua pihak. Bila tidak ada penyelesaian, dikhawatirkan masalah tersebut akan mengalihkan penderitaan rakyat sesungguhnya seperti sembako mahal dan pengangguran yang semakin menumpuk.

Pesan tersebut disampaikan seniman Hendro Pleret usai melakukan ritual "Kembalikan Buaya dan Cicak ke Habitatnya" di kolam Pakah Demangan, Jambidan, Banguntapan, Bantul, Minggu (22/11). "Sekarang ini kita sudah lupa dengan persoalan yang sesungguhnya dihadapi masyarakat bawah, yakni sembako yang kian melangit dan rencana pemerintah untuk menaikkan tarif listrik," katanya.

Dia berharap presiden segera mengambil sikap untuk menyelesaikan perseteruan yang terjadi. Ia merasa prihatin dengan konflik yang terjadi di tingkat elit tersebut. "Masyarakat di desa sampai dibuat bingung kenapa persoalan itu tidak selesai-selesai," ujarnya.

Ritual dimulai dengan mengangkat sebuah boneka buaya yang ditandu oleh empat orang berpakaian serba hitam. Hendro Pleret berada di depan sambil memegang gambar cicak yang terbuat dari kertas. Dengan kepulan asap kemenyam, mulutnya berkomat-kamit membaca doa untuk kedua binatang tersebut.

Setelah sampai di kolam, boneka buaya berwarna hijau tersebut langsung dicemplungkan ke air, sementara gambar cicak ditempelkan di dinding. Habitat buaya adalah air sementara cicak biasa ditemukan di dinding-dinding rumah. "Dengan dikembalikannya mereka ke habitat masing-masing, maka semuanya harus kembali pada tugas dan fungsinya," katanya.

Pengembalian kedua binatang tersebut sekaligus simbol berhentinya perseteruan diantara keduannya. Bagi Hendro, kedua binatang itu saat ini tengah mencaplok habitat, sehingga tugas yang fungsi masing-masing justru terabaikan.

Ritual tersebut dibantu oleh seniman dari Kelompok Masyarakat Budaya Swadesi. Mereka mengiringi tandu boneka buaya dengan tembang-tembang macapat.

Awalnya Hendro ingin menggunakan buaya dan cicak sungguhan. Namun untuk mendatangkan buaya berarti harus sekalian pawangnya karena berkaitan dengan faktor keamanan. "Sedangkan cicak sangat sulit kita pegang, akhirnya saya putuskan menggunakan boneka dan gambar saja," tambahnya.

Sumber:
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/11/22/18182092/Kembalikan.Buaya.dan.Cicak.ke.Habitatnya

media2bfree.blogspot.com

0 komentar: